Senin, 06 Juli 2015

ESSAY

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakathu
            Menjadi mahasiswa farmasi adalah pilihan kita bersama, untuk itu sebagai mahasiswa selain tugas akademisi kita seharusnya menjadi mahasiswa yang terus bergerak dengan pergerakan yang kritis. Semangat pemuda dan kaum terdidik ini selalu meledak-ledak yang selalu menuntut perubahan ke arah yang lebih baik. Salah satu alat atau wadah yang mampu mendukung para pemuda dan mahasiswa adalah dengan berorganisasi. Namun sebelum berorganisasi, kita harus tahu tujuan kita berorganisas dan mengenal organisasi itu sendiri.

Salah satu organisasi di bidang kefarmasian yaitu ISMAFARSI. ISMAFARSI  merupakan salah satu IOMS (Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis) yang ada di Indonesia. Sebelum memasuki wadah organisasi ISMAFARSI, kita harus tahu apa tujuan dari organisasi tersebut, sehingga kita yang nantinya tergabung dalam wadah tersebut, mengetahui tujuan kita masuk ke dalamnya sehingga kita tidak menjadi anggota yang akan menghancurkan organisasi namun menjadi anggota yang mampu menghidupkan dan mencapai tujuan ISMAFARSI.
Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) merupakan kelanjutan dari organisasi Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang didirikan pada tangal 22 Desember 1955, di Kaliurang – Yogyakarta. Kelahiran dari organisasi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa mahasiswa farmasi Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk memecahkan permasalahan yang ada. Jadi perlu kita ketahui bahwa ISMAFARSI dibentuk bukan untuk kepentingan segelintir almamater saja, namun ISMAFARSI dibentuk untuk memberikan solusi terhadap segala permasalahan farmasi di seluruh Indonesia demi farmasi yang lebih baik.
Dalam mewujudkan cita-cita luhur ISMAFARSI dibutuhkan peran aktif seluruh komponen ISMAFARSI dalam mewujudkan cita-citanya yaitu perubahan yang sesungguhnya. Dan langkah tersebut adalah harga mati untuk mengeksistensikan pergerakan farmasi.
Suatu hal menarik yang kemudian menjadi sebuah persoalan ketika ISMAFARSI sebagai wadah yang memayungi seluruh masyarakat farmasi di seluruh Indonesia memiliki status dan kedudukan yang mengambang ketika tidak adanya keseragaman status dan kedudukan di setiap Perguruan Tinggi (komisariat) baik negeri maupun swasta.
Ketidakjelasan status dan kedudukan komisariat ISMAFARSI di setiap Lembaga Eksekutif Mahasiswa menimbulkan kesimpangsiuran mengenai laporan pertanggung jawaban masing-masing komisariat, hal ini kemudian meruntuhkan sistem kepengurusan yang ada, dimana struktur kepengurusan ISMAFARSI menunjukkan bahwa suatu komisariat berada pada Garis Koordinasi langsung terhadap koordinator wilayah, artinya setiap program kerja yang direncanakan oleh setiap komisariat harus dipertanggung jawabkan kepada koordinator wilayah yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengambil judul “INISIASI ISMAFARSI KE LEM SEBAGAI HARMONISASI MENYATUKAN GERAK LANGKAH ISMAFARSI”, . Ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan pentingnya menerapkan inisiasi integrasi ISMAFARSI ke LEM antara lain :
1.      Terdapat dua kubu yang bertolak belakang di kalangan komisariat
Beberapa komisariat menganggap bahwa ISMAFARSI dan LEM adalah dua kubu yang berbeda. Sehingga terdapat persaingan antara kubu komisariat yang pro terhadap ISMAFARSI dan kubu LEM yang kontra terhadap ISMAFARSI. Sebagian LEM beranggapan bahwa ISMAFARSI adalah organisasi luar dan bukan bagian dari LEM.
2.      Lemahnya kebersamaan dan persatuan
Karena adanya perbedaan pandangan mengenai kedudukan ISMAFARSI terhadap LEM, menyebabkan terjadinya banyak kendala terhadap bentuk kegiatan baik kegiatan nasional, kegiatan wilayah maupum kegiatan ISMAFARSI di setiap kampus. Lemahnya komunikasi (ketidaksinkronisasian) antara pengurus nasional, pengurus wilayah dan komisariat, bahkan komisariat dengan LEM menyebabkan perspektif yang bertolak belakang riskan terjadi.
3.      Kurangnya eksistensi bahkan di kalangan stakeholder
Karena adanya perbedaan antara komisariat dan LEM, menyebabkan banyak mahasiswa farmasi di setiap kampus tidak mengenal ISMAFARSI itu sendiri sehingga daya tarik mahasiswa terhadap ISMAFARSI kurang, sehingga kader pun sedikit yang berdampak kepada komisariat yang mengalami stagnasi karena ditinggal dan tidak diurusi.
4.      Kurangnya dukungan kampus
Beberapa anggota/komisariat mengeluhkan kurang adanya dukungan dari pihak fakultas/jurusan dalam mengikuti kegiatan ISMAFARSI sehingga segala bentuk kegiatan ISMAFARSI sangat sulit untuk mendapatkan pendanaan.
5.      Terdapat perbedaan visi dan misi
Ketika ISMAFARSI tidak berinisiasi dengan LEM , maka hubungan timbal balik yang positif antara kebijakan nasional dan penerapan dimasing-masing LEM kurang efektif karena LEM akan bergerak sesuai dengan visi dan misi LEM/komisariatnya sendiri.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sangat penting untuk mewujudkan program inisiasi ISMAFARSI ke LEM demi ISMAFARSI yang lebih baik. Adapun hal yang diharapkan ketika terwujudnya program ini antara lain :
1.      Kembalinya fitrah ISMAFARSI sebagai aliansi dan jaringan lembaga eksekutif mahasiswa farmasi
2.      Visi dan misi ISMAFARSI akan dijalankan dan didukung oleh BPH tingkat nasional, BPH tingkat wilayah dan komisariat
3.      Eksistensi ISMAFARSI meningkat
4.      Kegiatan ISMAFARSI di setiap kampus menjadi lebih jelas

0 komentar:

Posting Komentar