Senin, 06 Juli 2015

soal-soal farmakokinetika

            
1.  Jelaskan prinsip – prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik
Jawab : 
A.  Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari tentang pengaruh tubuh terhadap obat. Hal tersebut mencakup 4 proses yang biasa di sebut dengan ADME, yakni
a.       Absorbsi
b.      Distribusi
c.       Metabolisme
d.      Ekskresi


a.       Absorbsi
Absorbsi yaitu suatu proses dimana suatu obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik dari tempat diberikannya obat, yakni saluran cerna (mulut sampai rectum), kulit, paru, otot, dll. Kebanyak obat oral harus ditelan, dilarutkan di dalam cairan lambung, dan dikirim ke usus halus (yang mempunyai permukaan besar untuk area penyerapan nutrisi dan obat) sebelum di absorbsi. Obat dalam bentuk cair diabsorbsi lebih cepat daripada obat dalam bentuk tablet atau kapsul karena obatan-obatan cair tidak perlu dilarutkan. Pergerakan cepat melewati lambung dan usus halus mungkin dapat meningkatkan absorbsi obat dengan mendukung kontak dengan membrane mukus penyerap; hal itu juga dapat menurunkan absorpsi karena beberapa obat bergerak begitu cepat melewati usus. Untuk sebagian besar adanya makanan di lambung menurunkan kecepatan penyerapan dan penurunan jumlah obat yang diserap.
b.      Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya.


c.       Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimia yang mengubah obat menjadi bentuk metabolitnya dan di katalis oleh enzim. Metabolisme obat ini terutama terjadi di hati. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lanjut dan/atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir. Enzim yang berperan dalam pengubahan obat menjadi metabolitnya yaitu enzim sitokrom P450.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat:
·      Induksi enzim: dapat meningkatkan biotransformasi dirinya sendiri atau obat lain yang di metabolism oleh enzim yang sama.
·      Inhibisi enzim: dimana biotransformasi obat di perlambat sehingga bioavabilitasnya pun meningkat.
·      Kompetisi (interaksi obat): terjadi pada obat yang di metabolisisr dengan system enzim yang sama.
·      Perbedaan individu: tiap orang berbeda pada metabolisme obat yang sama.
d.      Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultant dari 3  proses, yakni filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.
B.        Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari tentang pengaruh obat terhadap tubuh. Mencakup aksi obat, mekanisme aksi obat, dan target aksi obat baik pada organ, jaringan maupun sel. Selain itu, farmakodinamik juga mencakup efek obat.
Berdasarkan tempat aksinya, akan kita jumpai obat yang beraksi pada kanal ion, enzim, protein pembawa, serta reseptor. Sebagian besar tempat aksi obat ini berada di membrane sel (kecuali enzim dan reseptor intraseluler) yang melintasi membrane (trans membrane).
Reseptor sebagai target aksi obat. Reseptor merupakan suatu makromolekul seluler yang dapat berikatan dengan suatu ligan secara langsung dan spesifik untuk memicu terjadinya proses biokimiawi hingga menimbulkan efek dengan melibatkan suatu second messenger tertentu.
Mekanisme aksi obat mencakup agonis dan antagonis. Agonis yaitu suatu ligan yang bila bereaksi dapat menghasilkan efek maksimum. Sedangkan antagonis yaitu peristiwa dimana suatu senyawa menurunkan aksi suatu agonis dalam menghasilkan efek.
Obat yang berikatan dengan reseptor disebut agonis. Kalau ada obat yang tidak sepenuhnya mengikat reseptor dinamakan dengan agonis parsial, karena yang diikat hanya sebagian (parsial). Selain menimbulkan efek farmakologis, ketika reseptor diduduki suatu senyawa kimia juga bisa tidak menimbulkan efek farmakologis. zat tersebut diberinama antagonis. Jika nantinya obat antagonis dan agonis diberikan secara bersamaan dan obat antagonis memiliki ikatan yang lebih kuat maka dapat menghalangi efek agonis. Antagonis sendiri ada yang kompetitif dan antagonis non-kompetitif. Disebut antagonis kompetitif ketika obat itu berikatan di tempat yang sama dengan obat agonis.
2. Jelaskan mekanisme kerja dan golongan dari obat - obat berikut:
a. Citalopram
b. Amitriptilin
c. Escitalopram
d. Fenelzin
e. Alprazolam
f. Klorpromazin
g. Asam Mefenamat
h. Asetaminofen
i. Asetosal
j.Luminal
Jawab:
a.       Citalopram
Golongan              : Golongan SSRI (Serotonin-selective reuptake inhibitors), antikolinergik.
Mekanisme kerja   : Citalopram meningkatkan aktivitas serotonin melalui inhibisi selektif reuptake serotonin pada membran neuronal.
b.      Amitriptilin
Golongan              :     Antidepresan trisiklik
Mekanisme kerja   :     Tidak diketahui dengan jelas, diduga menghambat reuptake norefinefrin dan serotonin pada saraf terminal SSP.
c.       Escitalopram
Golongan              :     Golongan SSRI (Serotonin-selective reuptake inhibitors), antikolinergik.
Mekanisme kerja   : Escitalopram merupakan enantiomer citalopram. Mekanisme kerjanya mirip dengan citalopram. Yakni meningkatkan aktivitas serotonin melalui inhibisi selektif reuptake serotonin pada membran neuronal.
d.      Fenelzin
Golongan              :     Monoamine oksidase inhibitors (MAO inhibitor), anti depresan
Mekanisme kerja   :     Cara kerja obat ini dengan mencegah enzyme Mono amine oksidase sehingga neurotransmitter (baik dopamine,noradrenalin,serotonin) tidak akan dihancurkan.sehingga cukup banyak neuro transmitter(NT) pada celah sinaptik yang akan berinteraksi dengan  reseptor pasca sinaptik.
e.       Alprazolam
Golongan              :     Antiansietas (benzodiazepine)
Mekanisme kerja   :     Tidak begitu jelas, diduga meningkatkan pengikatan GABA melalui mekanisme alosterik sehingga terjadi enghambatan kerja GABA
f.       Klorpromazin
Golongan              :     Antipsikotik
Mekanisme kerja   :     Memblok reseptor dopaminergik di postsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat efek alfa adrenergik. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor dandan emesis.
g.      Asam mefenamat
Golongan              :     Antireumatik (analgesik anti-inflamasi non steroid)
Mekanisme kerja   :     Menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
h.      Asetaminofen
Golongan              :     Analgetik antipiretik
Mekanisme kerja   :     Mempunyai daya kerja yang identik dengan asetosal, berkhasiat analgetik antipiretik tanpa menimbulkan rangsangan pada lambung. Aksi/kerja utama paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek sebagai anti inflamasi

i.        Asetosal
Golongan              :     Analgesik-antipiretik
Mekanisme kerja   :     Menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
j.        Luminal
Golongan              :     Antidepresan, anti konvulsan
Meknisme kerja     :     Barbiturat menekan korteks sensor,menurunkan aktivitas motorik, mempengaruhi fungsi serebral dan menyebabkan kantuk, efek sedasi dan hipnotik. Pada dosis tinggi barbiturat memiliki sifat antikonvulsan, dan menyebabkan depresi saluran nafas yang dipengaruhi dosis.
3.  kasus/Case
Farah, seorang gadis yang berusia 23 tahun mengeluhkan adanya rasa nyeri yang hebat di bagian kanan kepala. Nyeri dirasakan berdenyut – denyut dengan intensitas yang tinggi. Berdasarkan riwayat dari wawancara, diketahui bahwa pasien sering mengkonsumsi kopi pada pagi hari dan sarapan dengan roti ayam pedas.
>>>>pertanyaan :          
a.          berdasarkan gejala yang ada, pasien tersebut dapat di duga menderita apa? jelaskan alasan anda
Jawab:
Menurut saya pasien tersebut menderita migrain. Yang mana menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri ini biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual dan atau muntah dan perubahan  visual. Dari pengertian tersebut, dengan mempertimbangkan migrain merupakan nyeri kepala pada bagian satu sisi saja, begitupun adanya pada kasus ini yang hanya pada bagian kanan saja dari kepalanya yang terasa nyeri serta berdenyut.
Sedangkan ketika ditinjau dari penyebabnya pada hasil wawancara yang telah dilakukan, nyeri migrain yang dialami tersebut disebabkan oleh kebiasaannya minum kopi dan makan makan yang pedas setiap paginya. Kopi merupakan salah satu minuman sumber kafein, yang mana kafein merupakan vasokonstriktor. Sehingga bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan nyeri dibagian kepala. Selain dari pada mengonsumsi bahan makanan berkafein, migraine yang dirasakan pada kasus ini terjadi karena konsumsi makanan yang pedas. Para ilmuwan benar-benar menyatakan bahwa cabai bisa memicu migrain dan sudah pasti makanan yang harus dihindari. Meskipun memiliki nilai gizi lainnya, penderita migrain dianggap sensitif terhadap kandungan capsaicin yang tinggi pada cabai.
Jadi, melihat dari gejala dan aktivitas pemicu nyeri di kepala yang telah menjadi kebiasaan dalam kasus ini, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit yang di derita oleh Farah adalah migrain.
b.      bagaimana terapi farmakologi pada kasus di atas? jelaskan alasan anda..
Jawab:
Terapi farmakologi
·         Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri. Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik
·         Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis
·         memicu rebound headache
c.       Jelaskan gejala - gejala yang timbul jika seseorang mengalami toksisitas terhadap obat Asetaminofen..
Jawab:
Kelebihan dosis dapat menyebabkan gagal hati mematikan. Asetaminofen mengikat protein-protein hati, menyebabkan nekrosis hepatoselular. Gejala-gejala awal kelebihan dosis adalah mual, muntah, dan perut terasa tidak nyaman. Gejala-gejala tersebut muncul 24 jam setelah overdosis. Biasanya belum ada gejala yang nampak pada 24 jam pertama. Namun, bila gejala semakin parah dan berlanjut ke tahap berikutnya, hal ini menjadi pertanda adanya kerusakan hati. Tahap kedua terjadi pada 48-72 jam berikutnya. Gejala-gejala yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah:
·         Penyakit kuning
·         Pendarahan
·         Buang air kecil jadi berkurang
·         Gagal ginjal akut
·         Nyeri pada perut bagian kanan atas
Tahap ketiga terjadi setelah 72 jam dan bisa terus berlanjut hingga hari ke-5 semenjak overdosis.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
·         Hipoglikemia
·         Koma
·         Nekrosis atau kematian dini pada jaringan hidup atau sel
·         Gagal ginjal
·         Kerusakan hati
·         Pembengkakan di otak
·         Sesak nafas
·         Kegagalan organ ganda (multiple organ failure)
d.   Cantumkan pustaka dan dasar atas jawaban anda terhadap kasus ini...
Jawab:
Wartonah, Tarwono. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan SistemPersyarafan. Jakarta: Sagung Seto.
Dewanto, George. 2007. Panduan Praktik Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf. Jakarta: ECG
Sadeli H. A. 2006. Penatalaksanaan Terkini Nyeri Kepala Migrain. Dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Airlangga University Press: Surabaya.
Zuraini, Yuneldi anwar, Hasan Sjahrir. 2005. Karakteristik Nyeri Kepala Migren dan Tension Type Headeche: Kotamadya Medan.
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium. Jakarta: Buku kedokteran.



0 komentar:

Posting Komentar